Senin, 15 Agustus 2011

THR dan Transfer Nilai Kemanusiaan

Sketsa oleh : firmanjaya.wordpress.com
Bercerita saat menjelang lebaran tak sedap rasanya jika tidak menengok satu asa yang dinanti setiap pekerja, yaitu Tunjangan Hari Raya atau biasa disebut dengan THR. Harapan menjadi besar ketika ramadhan segera berakhir dan lebaran kian mendekat. Rasa optimis dan keyakinan menyelimuti seluruh pekerja di berbagi sektor kerja tak terkecuali penulis sendiri.

Menakertrans jauh-jauh hari mengatakan, pemberian THR oleh perusahaan wajib hukumnya, bahkan H-7 paling lambat sudah bisa diberikan kepada pekerja. Maklumat yang disiarkan melalui running text di sebuah stasiun televisi swasta menjadi tanda begitu perhatiannya pemerintah terhadap nasib pekerja menjelang lebaran. Belum lagi, posko pengaduan yang dibuka oleh pemerintah maupun LSM terhadap perusahaan yang tidak mengindahkan anjuran yang dimaksud. Hal ini dilakukan demi kemanusiaan, hak pekerja untuk mendapatkannya dan kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

Memang diakui, THR lekat dengan hari raya atau lebaran sebagai penghargaan terhadap dedikasi dan loyalitas pekerja kepada perusahaan sekaligus suka cita kemenangan bagi umat muslim setelah melaksanakan puasa selama sebulan. Setelahnya, sesama umat saling silaturrahmi dan memberi. 

Maklum, kebanyakan pekerja di negeri yang muslimnya mencapai 90%, adalah ciri khas tersendiri yang tidak terbantahkan. Permakluman demikian juga melekat kepada setiap pekerja yang telah lama mengabdi pada perusahaan dan kantor-kantor swasta maupun pemerintah.

Kepedulian terhadap sesama mendadak menyebar bak virus, entah itu pekerja, pengusaha maupun pemerintah. Seakan menahbiskan betapa besar arti kepedulian sesama umat, implementasi kepedulian diwujudkan dalam beragam hal kesejahteraan untuk pekerja. Salah satunya adalah pemberian tunjangan hari raya atau THR.

THR dikemas dalam berbagai bentuk tapi biasanya pekerja lebih mengharapkan dalam bentuk nilai. Hal ini menjadi alasan karena kemudahan dan praktis juga dapat dimanfaatkan sesuai selera pekerja. THR diberikan sebagai bentuk dari apresiasi pengabdian pekerja kepada pengusaha. Nilai dan besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan setiap perusahaan.

Hadirnya lebaran makin memperat hubungan silaturrahmi antara pengusaha dan pekerja. Hubungan kerja terjalin erat dan sehat. Tiada kata yang keluar seindah dan sehalus di hari lebaran. Hubungan timbal balik diharapkan menjadi modal berharga kemajuan perusahaan dan pekerja. Seperti apa hubungan timbal balik itu, hanya nilai-nilai dan semangat ramadhan-lah yang bisa menjawab. Namun demikian, tidak menjadikan satu hal yang pesimis antara pekerja dan pengusaha di luar semangat lebaran. Transfer nilai dan semangat harus dipacu dan dieksplorasi untuk mewujudkan kesejahteraan yang hakiki.

Tidak ada komentar: