Gambar Mudik oleh Google |
Mudik, mungkin hajatan ini hanya
ada di Indonesia. Entah dari mana asalnya, mudik kini telah menjadi tradisi dan
melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ritual pulang kampung yang biasa
dilakukan jelang dan saat lebaran sepertinya mampu membetot segala daya sisi
kehidupan masyarakat. Mau tahu alasannya ?
Pertama.
Dari sisi budaya, mudik merupakan
ritual tradisi pulang kampung. Seperti diketahui, masyarakat Indonesia yang
mejemuk dengan berbagai macam suku dan agama adalah masyarakat yang masih
memegang prinsip penghormatan kepada tanah kelahirannya. Selain itu, perilaku
masyarakat yang masih menjunjung tinggi keberadaan keluarga, dimana orang tua, suami,
isteri, anak, saudara dan handai taulan menjadi bagian penting dalam hidupnya. Berkumpul
dengan keluarga dan berbagi kebahagiaan dengan orang terdekat ketika lebaran
adalah moment yang selalu dinantikan. Terutama bagi setiap orang yang lama
merantau di kota. Nah, saat setahun merantau, biasanya momen jelang lebaran
dimanfaatkan untuk pulang kampung dan berkumpul dengan orang dekat meskipun
sebentar.
Kedua.
Kota besar seperti Jakarta dan
lainnya merupakan kota yang dianggap sebagian masyarakat desa menjadi ladang
harapan perbaikan kesejahteraan mereka. Geliat pembangunan yang marak dilakukan,
diduga sebagai penyebab tertariknya orang desa merantau ke kota. Dengan kata
lain, dari sisi ekonomi, kota menjadi tujuan dan daya tarik tersendiri para
perantau untuk mengadu nasib. Diakui memang, gencarnya pembangunan kota,
dipastikan beriiringan dengan permintaan tenaga kerja yang besar. Atas dasar
hal ini, tidak dipungkiri banyak tenaga kerja potensial yang ada di kota,
sebagian besar berasal dari desa.
Ketiga.
Setelah setahun merantau dan
bekerja di kota, biasanya para perantau mulai dihinggapi rasa kangen terhadap
keluarga di kampung halamannya. Kerja keras yang dilakukan, kini menuai hasil
dan hasrat menumpahkan kangenpun biasanya direncanakan saat jelang lebaran.
Bersama-sama dengan teman dan saudara, keinginan pulang kampung kemudian diatur
sedemikian rupa. Harapannya jelas, pulang kampung bisa berlangsung dengan aman
dan nyaman.
Keempat.
Banyak cara dilakukan para
perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mulai dari kendaraan yang
digunakan hingga rute perjalanan yang akan ditempuh. Kini, hajatan mudik tersebut
bukan hanya milik para perantau mengadu nasib di Kota besar. Hajatan mudik kini
menjadi perhatian pemerintah dan jajarannya. Lihat saja, setiap tahunnya,
pemudik yang akan pulang kampung selalu bertambah. Dampak positifnya, tentu menggenjot
perekonomian nasional. Potensi pergerakan ekonomi sangatlah besar. Melihat hal
ini, pemerintah harus jeli dan berkepentingan untuk melakukan pengaturan
bagaimana ritual mudik bisa berjalan lancar dan aman. Keterlibatan pemerintah
dan jajarannya sangatlah penting. Karena mudik sudah menjadi bagian sisi kehidupan
negara, maka fokus untuk memberikan layanan publik terbaik adalah salah satu
bagian dari cita-cita negara yang adil makmur dan sejahtera.
Kelima.
Tidak hanya pemerintah yang
berkepentingan, kalangan usahapun seperti kena ketiban durian runtuh. Besarnya
potensi mengeruk keuntungan, menjadikan pengusaha berlomba-lomba memberikan pelayanan
yang terbaik. Tidak melelulu menaikkan tarif jasa, para pengusaha juga turut
berbagi kepada calon pemudik untuk pulang kampung gratis. Dan tentu saja,
program mudik gratis menjadi tempat tersendiri di hati para pemudik.