Pesta malam jelang pergantian tahun, selalu ramai dirayakan
seluruh masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Dan, tidak
heran bila setiap tahunnya selalu diadakan pesta, entah itu yang mewah atau
sederhana, tidak peduli yang remaja, dewasa, dan tua semuanya berbaur menjadi
satu, larut dalam kegiatan masing-masing.
Ilustrasi |
Sedianya pesta tahunan tersebut pasti membutuhkan biaya
banyak yang harus ditanggung setiap orang yang merayakannya. Tentu saja
kesempatan ini, bagi penyedia jasa hiburan, penginapan dan makanan langsung
ditangkap dan menjadi berkah tersendiri. Perputaran ekonomi yang menyertai
pergantian tahun, layak disandingkan dengan lebaran, meskipun jauh di bawah
hajatan lebaran tersebut.
Diperkirakan lebih dari 30 triliun uang keluar dari
kantong masyarakat Indonesia saat merayakan pergantian tahun. Sebagai gambaran,
dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta lebih, potensi uang
yang keluar sangatlah besar. Katakan saja, seperempatnya dari jumlah penduduk,
menurut hitungan sekitar 65 juta orang, Indonesia menjadi tampat yang sangat
menarik bagi investor, padahal pesta tersebut hanya berlangsung sehari semalam.
Pada tataran ini, penulis mencoba melihat, mengkalkulasi dan
mengandai-andai uang yang keluar dari kantong masyarakat berdasarkan biaya
hidup dengan klasifikasi ukuran usia, seperti yang ditampilkan tabel
klasifikasi di bawah ini :
1. Berdasarkan
Usia
Jika merunut pada usia, penulis
mengambil sample usia dimulai dari yang terendah yakni 11 tahun sampai dengan
yang tertinggi, yaitu 60 tahun. Untuk besaran prosentasenya, penulis
menyesuaikan dengan perkiraan kemampuan kantong atau kemampuan memiliki (biaya)
uang sesuai dengan usia tersebut.
Dengan demikian, didapatkan perkiraan
orang yang merayakan malam tahun baru seperti yang tercantum dalam tabel. Tidak
hanya itu, hasil dari jumlah perkiraan orang yang merayakan malam tahun baru
sesuai dengan klasifikasi usia, kemudian bisa dicarikan jumlah uang yang keluar
dengan mengalikannya ke kemampuan biaya masing-masing usia menurut klasifikasi
yang dibuat.
Berikut tabelnya :
Berdasarkan Usia
Berdasarkan Usia
NO
|
USIA
|
PROSENTASE
|
PERKIRAAN BIAYA
|
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK
|
PERKIRAAN ORANG YANG MERAYAKAN
|
UANG KELUAR
|
(TAHUN)
|
KEIKUTSERTAAN
|
(DIKALI 100 RIBU)
|
65.000.000.
|
PROSENTASE X 65 JUTA
|
DIKALI 100 RIBU
|
|
1
|
11 S/D 20
|
15%
|
2
|
65.000.000
|
9.750.000
|
19.500.000
|
2
|
21 S/D 30
|
20%
|
4
|
65.000.000
|
13.000.000
|
52.000.000
|
3
|
31 S/D 40
|
25%
|
6
|
65.000.000
|
16.250.000
|
97.500.000
|
4
|
41 S/D 50
|
30%
|
8
|
65.000.000
|
19.500.000
|
156.000.000
|
5
|
51 S/D 60
|
10%
|
10
|
65.000.000
|
6.500.000
|
65.000.000
|
Berdasarkan
tabel di atas, kesimpulan yang bisa didapat yaitu :
1. Pada usia 11 s/d 20 tahun, prosentase
keikutsertaannya mencapai 15% dengan kemampuan pengeluaran biaya sebesar 200
ribu. Setelah dikalikan dengan seperempat jumlah keseluruhan penduduk Indonesia
yang mencapai kurang lebih 250 juta, maka didapatkan angka 65 juta orang di
Indonesia yang diprediksi mengikuti perayaan malam pergantian tahun.
Pada kisaran angka ini kemudian dikalikan dengan jumlah prosentase
keikutsertaan 15%, sehingga didapatkan, untuk usia 11 s/d 20 tahun yang
mengikuti perayaan pergantian tahun didapati pada angka 9,75 juta orang.
Dari jumlah 9,75 juta orang, kemudian dikalikan dengan
kemampuan kantong usia tersebut, maka didapatkan, uang yang keluar pada malam
pergantian tahun baru pada usia 11 hingga 20 tahun sebesar 1,95 triliun.
2. Usia 21 s/d 31 tahun,
Prosentase keikutsertaannya mencapai 20% dengan kemampuan
pengeluaran biaya sebesar 400 ribu. Setelah dikalikan dengan seperempat jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 250 juta, maka didapatkan
angka 65 juta orang di Indonesia yang diprediksi mengikuti perayaan malam
pergantian tahun.
Pada kisaran angka ini kemudian dikalikan dengan jumlah prosentase
keikutsertaan 20%, sehingga didapatkan, untuk usia 21 s/d 30 tahun yang
mengikuti perayaan pergantian tahun didapati pada angka 13 juta orang.
Dari jumlah 13 juta orang, kemudian dikalikan dengan
kemampuan kantong usia tersebut, maka didapatkan, uang yang keluar pada malam
pergantian tahun baru pada usia 21 hingga 30 tahun sebesar 5,2 triliun.
3. Pada usia 31 s/d 40 tahun, prosentase
keikutsertaannya mencapai 25% dengan kemampuan pengeluaran biaya sebesar 600
ribu. Setelah dikalikan dengan seperempat jumlah keseluruhan penduduk Indonesia
yang mencapai kurang lebih 250 juta, maka didapatkan angka 65 juta orang di
Indonesia yang diprediksi mengikuti perayaan malam pergantian tahun.
Pada kisaran angka ini kemudian dikalikan dengan jumlah prosentase
keikutsertaan 25%, sehingga didapatkan, untuk usia 31 s/d 40 tahun yang
mengikuti perayaan pergantian tahun didapati pada angka 16,25 juta orang.
Dari jumlah 16,25 juta orang, kemudian dikalikan dengan
kemampuan kantong usia sebesar 600 ribu, maka didapatkan, uang yang keluar pada
malam pergantian tahun baru pada usia 31 hingga 40 tahun sebesar 9,75 triliun.
4. Usia 41 s/d 50 tahun,
Prosentase keikutsertaannya mencapai 30% dengan kemampuan
pengeluaran biaya sebesar 800 ribu. Setelah dikalikan dengan seperempat jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 250 juta, maka didapatkan
angka 65 juta orang di Indonesia yang diprediksi mengikuti perayaan malam
pergantian tahun.
Pada kisaran angka ini kemudian dikalikan dengan jumlah prosentase
keikutsertaan 30%, sehingga didapatkan, untuk usia 41 s/d 50 tahun yang
mengikuti perayaan pergantian tahun didapati pada angka 19,5 juta orang.
Dari jumlah 19,5 juta orang, kemudian dikalikan dengan
kemampuan kantong usia tersebut yaitu sebesar 800 ribu, maka didapatkan, uang
yang keluar pada malam pergantian tahun baru pada usia 41 hingga 50 tahun
sebesar 15,6 triliun.
5. Usia 51 s/d 60 tahun,
Prosentase keikutsertaannya mencapai 10% dengan kemampuan
pengeluaran biaya sebesar 1 satu. Setelah dikalikan dengan seperempat jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 250 juta, maka didapatkan
angka 65 juta orang di Indonesia yang diprediksi mengikuti perayaan malam
pergantian tahun.
Pada kisaran angka ini kemudian dikalikan dengan jumlah prosentase
keikutsertaan 10%, sehingga didapatkan, untuk usia 51 s/d 60 tahun yang
mengikuti perayaan pergantian tahun didapati pada angka 6,5 juta orang.
Dari jumlah 6,5 juta orang, kemudian dikalikan dengan
kemampuan kantong usia tersebut yaitu sebesar 1 juta, maka didapatkan, uang
yang keluar pada malam pergantian tahun baru pada usia 51 hingga 60 tahun
sebesar 6,5 triliun.
Nah klasifikasi yang didasarkan pada usia ini, belum termasuk
dalam individu yang mempunyai tingkatan kemampuan mengeluarkan uang seperti
selebritis, seniman, tokoh, kaum jetset, pengusaha dan politikus. Dengan kata
lain, penulis hanya memberikan data sample yang dimasukkan dalam kategori umum
seperti masyarakat menengah ke bawah.
Dari uraian di atas, kita bisa dapatkan angka atau uang
keluar untuk merayakan pergantian malam tahun baru sebesar 39 triliun. Sebuah
angka yang sangat besar dan fantastis yang mampu membiayai sarana dan prasarana
infrastruktur yang rusak atau mendirikan sekolah gratis, beasiswa dan
pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu.
Bagi pembaca yang budiman, tulisan ini bukanlah acuan ataupun
ukuran yang tepat, tetapi hanya sebuah pengandaian yang dilakukan menurut
kemampuan setiap usia mempergunakan uang saat jelang akhir tahun berdasarkan
pengalaman dan lingkungan penulis sendiri. Tulisan ini hanyalah semata
memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana uang yang keluar. Tidak ada acuan
ataupun dasar ukuran yang digunakan penulis.
Dan, inilah kenyataan masyarakat Indonesia yang secara tidak
sadar mengeluarkan uang hanya untuk sebuah detik jarum jam. Andai saja, ada
orang yang mampu mengkoordinir uang keluar tersebut untuk hajat hidup dan
kesejahteraan, tentu menjadi sebuah berita gembira tetapi harus pula diiringi
dengan kemauan dan kesadaran masyarakat itu sendiri untuk menerapkan pola dengan
bijak sesuai kebutuhan.
Memang, merayakan pergantian tahun baru adalah hak
masyarakat, tidak ada satupun orang yang bisa melarang. Hanya apa yang penulis
lakukan adalah sebuah realita perputaran uang yang begitu besar dibalik
perayaan pesta tahunan itu. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Mas Has De Intan Blogspot mengucapkan Selamat tahun baru 2011.
Happy New Year 2011