Ilustrasi oleh karhisu.wordpress.com |
Merancang suatu
program kerja untuk mencapai suatu visi dan misi sebuah organisasi merupakan
tonggak dimulainya membuat prestasi. Program kerja adalah pijakan organisasi
dimana harus memulai kegiatan yang dilakukan menurut suatu waktu yang telah
ditentukan.
Awalnya program
kerja terbentuk lebih disebabkan oleh lahirnya suatu pemikiran terhadap gejala
atau fenomena yang berada disekitar jangkauan atau cakupan organisasi. Demi
kebutuhan, mau tidak mau harus diciptakan pemikiran yang menghasilkan
pengembangan suatu kegiatan kerja. Tentunya, pemikiran yang dihasilkan tidak
serta merta muncul dan bisa diterapkan. Perlu sebuah kajian dan analisa yang
seksama. Hal ini dilakukan agar, pelaksanaan kegiatan kerja bisa terukur dan
terarah sesuai yang diinginkan organisasi.
Setelah melalui
proses yang matang, program kerja yang masih sebatas ide pemikiran kemudian
dituangkan ke dalam bentuk proposal. Nah, di dalam proposal, segala yang
melatarbelakangi lahirnya pemikiran hingga menciptakan suatu gagasan, biasanya
disebut dengan rencana kegiatan atau rencana program. Biasanya di dalam
proposal akan ditemui latar belakang program, visi dan misi yang hendak
dicapai, sasaran yang dimaksud, penganggaran, waktu dan output (hasil) apa yang bisa dipersembahkan dari program tersebut.
Proposal yang telah
siap, ada baiknya dipelajari terlebih dahulu sebelum dipresentasikan kepada
publik. Tujuannya adalah agar performance suatu rancangan program atau pesan
yang disampaikan bisa dipahami. Dengan begitu, presentasi bisa berjalan dengan
mudah dan lancar sebagaimana keinginan gagasan pemikiran demi pematangan sebuah
organisasi.
Proposal, biasa
disebut dengan TOR (term of reference)
atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) jika dikemas dengan baik akan menjadi jembatan
disetujuinya gagasan pemikiran. Proposal juga menjadi pertaruhan
keberlangsungan sukses dan tidaknya program. Untuk itu, perlu pula didukung
dengan data-data yang actual, valid dan
compatible agar proposal tidak usang
dan basi. Gaya bahasa juga perlu diperhatikan. Dengan bahasa yang sederhana,
lalu saat presentasi menggunakan alat peraga yang bisa dimengerti, kemudian
performance penggagas yang confidence bisa
dipastikan proposal tersebut sangat qualified
dan layak untuk disetujui.
Dan, satu yang
tidak boleh dilupakan, sebagus apapun gagasan pemikiran mengenai rancangan
program, kita tidak boleh jumawa. Harus terbuka terhadap masukan dan saran demi
sempurnanya program. Tidak lain adalah demi kemajuan sebuah organisasi dan kelangsungan
hidup organisasi itu sendiri agar bisa maju dan modern.
Selamat mencoba dan
sukses.