Senin, 20 Februari 2012

Karakter Tuan dan Sepatu

Ilustrasi oleh : Gambargratis.com
Sepasang sepatu sangat berarti bagi alas kaki, dan sepatu adalah jawaban terhadap kebutuhan perawatan kaki. Sepatu sendiri sudah lama muncul meski tidak diketahui kapan munculnya alas kaki tersebut. Model dan variasinya sangat beragam. Selain itu, fungsi dan kenyamanannya juga berbeda. Tengok saja, meski sepatu sedianya hanya membalut kaki-kaki manusia, sepatu bisa berfungsi untuk berjalan, dia juga bisa untuk menendang, bisa untuk berlari, berenang bahkan berperang.

Sepatu juga bisa menjadi tameng atau kedok perwajahan tuan penggunanya. Karakter orang yang memakainya bisa dilihat dari jenis dan fungsi sepatu itu untuk apa. Seperti sepatu untuk perang, tentu dibuat untuk membalut wajah tentara agar terlihat sangar. Tujuannya agar musuh takut dan lari tunggang langgang. Ada juga sepatu untuk bermain bola. Sepatu ini dimodifikasi agar bisa membantu kerja jari-jari dan otot kaki menciptakan tendangan yang spektakuler macam David Beckam (tendangan pisang), tentu jadi terampil mengolah sikulit bundar. Juga ada sepatu untuk berlari. Sprinter-sprinter kelas dunia banyak yang berprestasi lantaran sepatu. Sepatu membuatnya bisa berlari secepat kijang, ujung-ujungnya juara yang dicari.
Kemudian sepatu juga bisa untuk berenang. Khusus untuk berenang, sepatu dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan karateristik air. Dengan sepatu yang domodifikasi, para perenang dan penyelam bisa nyaman dan terhindar dari serangan makhluk laut yang ganas dan beracun.

Belum lagi ada sepatu untuk memanjat layaknya spiderman. Sepatu model ini menjadi kegemaran bagi pemanjat, khususnya pemanjat tebing. Daya cengkeramnya terhadap tebing sangat diandalkan, dan banyak pemanjat yang sukses mencapai daerah-daerah tinggi di dunia, seperti alpen dan lainnya.

Lalu bagaimana dengan sepatu terbang ? atau pernah melihat sepatu terbang ?

Haha..sepatu model ini pernah tenar pada zaman perang Irak. Saat itu, presiden Bush Junior sedang konferensi pers, tiba-tiba seorang wartawan lokal menerbangkan kedua sepatunya ke arah Bush. Nah sepatu ini tidak mendarat mulus, hanya beberapa inchi lewat di wajah Bush. Namun sepatu terbang ini menjadi tren hingga ada beberapa orang pernah mengikuti bagaimana membuat sepatu bisa terbang.

Sepatu merupakan perwajahan tuan yang menggunakannya. Sepatu bisa dijadikan sebagai teman, bisa juga dijadikan sebagai alat bahkan sepatu bisa menjadi musuh dalam selimut. Sepatu menjadi tempat yang aman bagi kuman-kuman. Apalagi lembab, pasti keharumannya menjadi daya tolak kaum hawa. Karenanya, sepatu butuh perawatan, persis seperti orang yang selalu tumbuh dalam setiap kehidupannya.

Namun, tidak semua tuan merawat sepatu, sebagian malah mencampakkannya begitu selesai memakai. Dicucipun tidak, sepatu akhirnya teronggok di pojok ruangan. Sepatu akhirnya menjadi rumah sarang semut. Sejatinya, sepatu adalah bagian dari karakter tuannya. Sepatu mengikuti kemanapun tuannya pergi, kapanpun tuannya menggunakan dan pasrah ketika tuannya mencampakkan. Layaknya tuan yang menggunakannya, sepatu bisa mengkilap ketika dia digosok. Kilapnya sepatu sesuai dengan kilapnya hati sang tuan, lusuhnya sepatu belum tentu si tuan lusuh pula.

Dari sepatu, sipemakai bisa naik karir dari sepatu bisa dapat prestasi dan dari sepatu segalanya bisa berubah suatu cerita anak manusia. Sepatu bisa juga menghasilkan suara, bernyanyi dengan merdu dan bersenandung sesuka hati. Kualitas sepatu juga menjadi andalan gaya si tuannya. Dia bagus karena mahal, dan perawatan, bikin percaya diri dan senyum yang selalu mengembang. Sedang sepatu lusuh bukan karena murah, sepatu lusuh karena dia sudah purna.

Sepatu tuan, karakter tuan.