![]() |
Gambar oleh kotajogja.com |
Jelang
penaikan BBM yang semakin dekat, pemerintah kian disibukkan oleh beberapa oknum
yang hendak mengambil keuntungan dari selisih harga lama dan harga yang baru.
Menurut informasi media massa, harga ke ekonomisan BBM bersubsidi saat ini
berkisar Rp. 6000. Bagi beberapa kalangan, kenaikan harga BBM bersubsidi
dipandang sebagai suatu hal yang tak terhindarkan, menyusul meroketnya harga
minyak mentah dunia
Mengutip
Ketua Departemen Bidang Keuangan DPP Partai Demokrat M Ikhsan Modjo dalam suatu
harian online, kenaikan harga BBM sangat layak dilakukan saat ini. Beberapa
alasan tersebut diantaranya adalah keberpihakan pada rakyat kecil. Saat ini, 10
persen dari orang kaya menggunakan Rp 5,8 triliun dari subsidi BBM. Sementara
itu, 10 persen orang miskin menggunakan Rp 500 miliar subsidi BBM.
Kenaikan
harga BBM juga dipandang sejalan dengan upaya penghematan dan penciptaan energi
terbarukan. Kemudian dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi BBM dapat
dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
Selain
itu, pengurangan subsidi turut menekan kasus penyelundupan BBM ke negeri
tetangga. Saat ini, harga BBM di Singapura mencapai Rp 15.695 per liter,
sementara di Malaysia sekitar Rp 5.750 dan pengurangan subsidi juga membantu
pemerintah 2014. Pemerintahan yang akan datang tak terbebani subsidi BBM yang
tinggi.
Namun
beberapa kalangan juga menolak usulan penaikan BBM. Seperti yang diungkapkan partai
oposisi pemerintah seperti yang diungkapkan Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan berkukuh menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar
minyak per awal April nanti.
Seperti
yang dikutip Tempo.Co dalam laman online, Ketua Fraksi (PDIP) di DPR Puan
Maharani mengatakan partainya mengecam rencana itu. Alasan mendasar penolakan
PDIP selain tidak berpihak pada masyarakat kecil, kenaikan harga BBM juga tidak
sesuai dengan UU APBN Tahun 2011 Pasal 7 ayat 4 dan 6. Pasal ini, kata dia,
menegaskan pemerintah tidak akan membatasi subsidi dan menaikkan harga BBM.
"Kalau sekarang ingin menaikkan harga BBM, tentu saja pasal itu harus direvisi
dahulu," ujar Puan.
Terlepas
dari pro kontra rencana penaikan harga BBM bersubsidi tersebut buat kita
sebagai masyarakat umum jelas mempunyai dampak yang lumayan besar. Harga-harga
kebutuhan hidup lainnya disinyalir pasti mengekor naiknya harga BBM. Tidak itu
saja, dengan berlarut-larutnya pengumuman penaikkan harga BBM bersubsidi harga
kebutuhan hidup lainnya sudah naik. Apalagi ketika harga BBM dinaikkan, pasti
semuanya ikut naik. Lagi-lagi masyarakat kecil yang merasakan akibatnya.
Parahnya,
sengkarut marut terhadap pro kontra penaikkan BBM antara pemerintah dan DPR,
dimanfaatkan betul oleh oknum yang mengais keuntungan dengan menimbun BBM,
membeli jauh dari kebutuhan dalam jumlah besar serta melepasnya ketika harga
sudah naik. Aksi ini tentu membuat masyarakat makin terjepit dengan langkanya
BBM. Namun aksi ini perlu diberantas oleh pemerintah beserta jajaran penegak
hukum.
Terhadap
aksi yang tidak bertanggungjawab tersebut, layak buat kita untuk mendukung
penegak hukum memberikan hukuman yang sangat berat bagi pelaku yang tega
membuat masyarakat makin menderita. Kalo perlu diberikan jerat hukum yang
mempunyai efek jera seperti apa yang dilakukan penegak hukum terhadap koruptor.
Tindakan
oknum yang menimbun BBM dengan mengharapkan keuntungan pribadi ditengah
penderitaan masyarakat sangat bertentangan dengan nurani dan akal logika.
Sepertinya selisih harga yang mencapai Rp. 1.500 membutakan mereka untuk
bahagia diatas penderitaan masyarakat.
Melihat
aksi mereka yang ketahuan dan diliput media massa beberapa hari terakhir ini, Pemerintah
harus berani mengambil tindan keras dan tegas. Pemerintah juga harus bisa
meyakinkan kepada DPR atas manfaat yang bisa diambil dari kenaikan BBM. Berikan
pandangan dan perhitungan yang cermat dan terbuka agar tidak ada tarik ulur
kepentingan, sehingga bisa diambil keputusan yang cepat dan terarah. Meminimalisir
tarik ulur serta alasan-alasan yang menjadi bola liar terhadap perkembangan
politik yang semakin memanas.
Memang
diakui, meningkatnya konflik teluk yang melibatkan Iran dan Amerika serta
Israel jelas membuat harga minyak dunia terus mengalami penaikan.
Ujung-ujungnya pelambatan ekonomi negara di dunia khususnya negara berkembang
menjadi ancaman yang sangat serius. Melambungnya harga minyak, diyakini banyak
negara mengalami kegagalan ekonomi. Banyaknya pengangguran menjadi penyebab
menaiknya angka kejahatan dan jatuhnya sebuah negara di era modern saat ini. Sungguh
naif. Hanya untuk sebuah kehidupan yang baik, ternyata minyak mampu
mempengaruhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar