Senin, 19 Desember 2011

Tahun Baru, Tahun Memaknai Hidup

Tahun 2011 sebentar lagi meninggalkan kita. Tahun-tahun yang penuh dengan suka dan penuh duka bagi umat manusia. Banyak cerita yang bisa ditulis maupun diceritakan, dari penuh makna hingga teguran, kebahagiaan dan kesedihan. Berbaur menjadi satu nilai hidup yang harus dilewati. Nilai hidup yang sejatinya menyertai manusia dari lahir hingga sampai pada ketiadaan.

Tahun 2011 adalah tahun yang penuh dengan kebangkitan asa. Bangkit dari ketidak jelasan pilihan hidup untuk membuat suatu karya menjadi sesuatu yang berguna dalam hidup. Ketidakjelasan pilihan yang sesungguhnya bukan domain penulis saja, penulis yakin di luar pintu sana, banyak teman dan kawan penulis merasakan hal yang sama. Hanya ketidak jelasan pilihan muncul akibat dari keragu-raguan. Mungkin tidak sedikit rekan-rekan yang pernah terjebak dalam suatu pilihan. Pilihan yang sangat menentukan bagi masa depan anda.

Dalam kondisi demikian, tidak bisa dipungkiri, kita mengalami keragu-raguan bahkan sulit untuk menentukan pilihan. Berhari-hari hingga berbulan-bulan, waktu yang tersedia kadang terlewat tanpa tidak tahu pilihan itu. Meskipun sudah dicoba dengan perbuatan yang dianjurkan agama, tetap pilihan itu sulit terwujud. Hingga pada suatu waktu ketidak jelasan dalam pilihan, membawa kita pada cerita layaknya mengalir seperti air. Terbawa, terombang-ambing, terbentur, dipaksa cepat kadang juga dipaksa lambat derasnya air. 

Memang dalam perjuangan menyusuri kebahagian dan kemuliaan sangat sulit dan sungguh tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan kita sendiri. Inipun berlaku dalam kehidupan penulis. Namun begitu, tidak menyurutkan penulis untuk terus bangkit mencari jatidiri agar tidak terombang-ambing derasnya realita hidup.

Tahun 2011 merupakan tahun kebangkitan untuk mewujudkan cita-cita. Dambaan akan tercapainya cita-cita meriah kebahagiaan dan kemuliaan hidup menjadi tujuan bagi penulis, mungkin juga tujuan rekan pembaca yang budiman. Caranya bagaimana ? Inilah pertanyaan yang selalu menghantui setiap saat dalam diri penulis. Menjawab soal ini sebenarnya sangat mudah, hanya kadang-kadang kita sendiri tidak menyadari potensi yang ada dalam diri kita sendiri. Ya, potensi diri, itu kata kuncinya.

Perlahan dan pasti kata kunci itu kini mulai menampakkan titik terang jawaban bagaimana menjawab pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang sesungguhnya bisa dimaknai sebagai penuntun membuka kegelapan dari ketidak jelasan dalam menentukan pilihan.

Mulailah mengeksplorasi potensi diri yang terpendam yang bisa membuka cakrawala dengan tidak menafikan mengasah dan mengarahkannya setiap hari. Sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia sesungguhnya manusia telah disiapkan mengarungi bahtera hidup dengan berbagai kemampuan. Kemampuan inilah yang mampu menciptakan ide dan kreatifitas setiap insan dan hambaNya.

Namun begitu, munculnya ide dan kreatifitas secara otomatis membuat otak bekerja lebih teroptimalkan. Kerja keras dan usaha tanpa kenal lelah bisa diyakini mampu mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Konon, otak manusia digunakan hanya sebesar 4%, sisanya tergantung manusia mengolah otaknya sendiri.

Ya, dengan mengoptimalkan kemampuan diri, setiap manusia dipastikan mampu mewujudkan setiap cita-cita dengan melalui tahun demi tahun, termasuk memasuki tahun baru yang penuh tantangan. Memang dalam hidup ada kemudahan dan kesusahan, ada bahagia dan ada air mata berpasang-pasangan seperti yang sudah dikodratkan dalam kehidupan dunia fana. Sebuah pengalaman bisa menjadi hikmah dan penuntun jalan hidup. 

Memang belum sepenuhnya bisa diraih, tetapi bagi penulis tahun 2011 adalah tahun yang penuh makna. Penulis mengajak, mari kita memaknai pilihan hidup. Hidup yang penuh warna di Tahun 2011 sekaligus memerdekakan diri dari kebodohan dan kepongahan buat jadi bekal ditahun-tahun berikutnya.

Tidak ada komentar: